Disclaimer : Terima kasih kepada anda yang sudah mempercayakan kepada kami, terus ikuti laman blog kami agar terus merasakan pengalaman membaca cerita sesungguhnya. Dilarang untuk meng Copy Paste cerita tanpa seizin admin.
Hari yang dinanti nanti tiba, rencananya kami akan pergi ke bangunan kosong itu untuk uji nyali. Kami akan membuat sebuah vlog ataupun video dokumenter tentang perjalanan kami di bangunan kosong itu. Semua peralatan sudah siap, mulai dari kamera, tripod, pencahayaan, perbekalan, dan lain lain. Personil kami juga lengkap, ada Banu yang sok pemberani, ada Soni yang penakut, ada Surya yang sok ingin tahu, dan juga ada aku { Roy } yang masa bodoh dengan apa yang terjadi.
"Ok.....semua sudah lengkap kan ?" Tanya Banu mengomando kami.
"Siap...sudah" Jawab mereka antusias.
"Ok.....sebelum pergi mari kita berdoa terlebih dahulu" Kata Banu yang sontak membuat hening
"Baiklah....ayo berangkat !!!!" Kata Surya dengan semangat.
Kami pun berangkat, semua tampak bersemangat kali itu. Kecuali aku, dari tadi aku terus berjalan sambil mendengarkan musik kesukaanku. Aku jengkel dengan mereka, karena mereka tidak mau satupun mendengarkan saran dan laranganku. Sesaat kemudian, kami tiba di depan Bangunan kosong itu. Bangunan kosong itu tampak menjulang tinggi, langit yang hampir gelap dan suara burung gagak menambah suasana mencekam di area bangunan ini.
|
https://pixabay.com/id/photos/villa-rumah- suram-gelap-villa-tua-3237114/ |
"Pulang aja deh.....aku takut" Kata Soni "Iiih....kamu ini, belum apa apa kok sudah minta pulang !" Seru Banu.
"Ayo masuk.....mumpung lagi sepi" Kata Surya sambil mengawasi keadaan.
Kami pun masuk ke dalam area bangunan tersebut, baru saja masuk ke pagar nuansa angker bangunan itu sudah merasuki kami. Kami pun mengetuk pintu bangunan itu, berharap tidak ada orang di dalam. Setelah beberapa lama mengetuk dan tak kunjung ada jawaban, akhirnya kami memutuskan untuk langsung masuk ke dalam bangunan itu. Tiba tiba.......
"Hei.....mau apa kalian ?" Sentak seorang dengan suara serak, rupanya orang itu adalah penjaga bangunan ini yang kutemui kemarin.
"Anu pak.....kami mau sekedar kunjung kunjung ke tempat ini" Ucap Banu.
"Tidak boleh......kalian akan merusak ketentraman wilayah ini. Sana......keluar dan pergi dari sini !!!" Sentak orang itu.
Mau tak mau kami harus keluar dari area bangunan itu, karena penjaga bangunan ini tidak mengizinkan kami. Aku bersyukur atas hal itu karena kami tidak jadi uji nyali, dilain sisi teman temanku merasa kecewa sekali. Sepertinya mereka merencanakan sesuatu yang tidak terduga, dan bahkan rencana itu mungkin beresiko besar.
"Aduh.....bagaimana ini ? batal semua rencana kita !!!" Keluh Banu.
"Sebentar, aku pernah tahu jalan pintas masuk ke dalam bangunan ini" Kata Surya.
"Ok....kalau begitu, ayo !!!!" Ajak Banu.
"Hei....jangan lancang ya, nanti kalau ada apa apanya aku tidak tanggung jawab" Peringatku sekali lagi.
Kami semua mengikuti arahan dari Surya, sepertinya Surya hafal betul dengan kondisi bangunan itu. Sesaat kemudian, kami tiba di tempat yang dimaksud surya. Ternyata benar bahwa disitu ada jalan pintas, terlihat sebuah pagar yang sudah roboh. Akhirnya kami pun masuk ke dalam area bangunan itu lagi, tak jauh dari situ, ada sebuah gudang yang tidak dikunci. Dengan cepat kami masuk menyelinap ke arah gudang itu, sejurus kemudian kami telah berada di dalam bangunan itu. Bangunan itu nampak gelap dan lembap, rembesan air hujan yang berasal dari atap menetes dimana mana. Sedangkan banyak sekali perabotan yang tercecer berantakan.
|
https://pixabay.com/id/photos/koridor- lorong-lama-run-down-598319/ |
Kami menyusuri lorong demi lorong, semakin masuk ke dalam ruangan semakin gelap. Hanya bermodalkan senter kecil, kami berjalan perlahan menyusuri lorong dan menaiki tangga. Kami berjalan perlahan agar tidak menimbulkan suara yang bisa membuat orang tadi curiga. Rncananya kami akan menuju ke lantai dua, tempat yang diyakini sebagai tempat paling angker di bangunan ini. Kata masyarakat setempat, dulu ada seorang anak tuan tanah kompeni yang bunuh diri di lantai ini karena cintanya tidak direstui dengan pemuda kampung. Tak lama kemudian, kami sudah sampai di lantai 2. Kami menyiapkan seluruh peralatan dan mulai perekaman.
"Ok....Banu jadi cameraman, Soni jadi penata naskah, Roy jadi Lighting, dan aku jadi bintangnya" Ujar Surya.
"Ok......nanti gantian ya tampilnya !!!" Seru Banu.
"Ok.....semua sudah siap, dan action !!!" Seru Surya.
"Halo guys.......sekarang kami berada di bangunan paling angker di daerah kami, bangunan ini memilikki sejarah yang sangat kental" Ucap Surya.
"Eh Soni.....kalau berdiri jangan di belakang Surya dong, merusak pemandangan aja !!!" Seru Danu.
"Kau tak lihat ke....dari tadi aku disampingmu" Kata Soni dengan logat melayu.
"Eh....jangan jangan itu kamu Roy ?" Tanya Banu.
"Apanya.....dari tadi aku di belakang lampu ini kok" Kataku.
"Lah......terus siapa yang berdiri di belakang Surya itu ???" Tanya Banu keheranan.
Masing masing dari kami keheranan, di lain sisi aku merasakan tidak enak. Sepertinya akan terjadi sesuatu kepada kami, Wuuusshhh.....angin berhembus kencang menghampiri kami. Perlahan, bulu kudukku mulai berdiri. Dan tak lama kemudian, sosok yang berdiri di belakang Surya mulai memperlihatkan wujud aslinya sambil bersuara yang khas.
"Huaa......Kuntilanak" Teriak Surya melompat ke arah kami.
"Allohu la ila ha illah......" Teriak Soni.
Tanpa komando, kami segera lari karena ketakutan. Kami segera turun tangga karena posisi tangga yang dekat dengan gudang. Namun kami terhenti, Banu mengaku melihat 2 hantu anak kecil yang sedang bermain di tangga. Akhirnya kami berbalik arah dan mencoba untuk mencari jalan keluar lain. Kami menyusuri satu lorong demi lorong untuk mencari jalan keluar, namun mendadak Soni berteriak dan menunjuk ke arah belakang. Setelah kulihat, rupanya ada suatu sosok yang berusaha mengejar kami. Hiiiii......Hiiiiii, suara cekikikan itu terdengar dimana mana. Kali ini kami berusaha lari sekuat mungkin.
Perlahan, sosok yang mengejar kami mulai nampak wujudnya. Wujudnya berupa Hantu kepala tanpa badan dengan organ dalam yang menjuntai, masyarakat menyebutnya dengan nama Kuyang. Ya Alloh.....berapa banyak makhluk yang ada di bangunan ini ?. Kami berusaha lari sekuat tenaga, cucuran keringat mulai membasahi pakaian kami. Begitu pula dengan nafas dan tenaga kami yang mulai habis. Kami lari ke arah sebuah belokan, tanpa disadari belokan itu ternyata buntu. Kami ketakutan melihat itu, di sisi lain suara hantu itu kian mendekat ke arah kami. Akhirnya kami saling berpelukan, memejamkan mata dan berdoa agar dilindungi oleh Tuhan yang maha Esa.
BERSAMBUNG KE PART 3
0 Comments