Disclaimer : Terima kasih kepada anda yang sudah mempercayakan kepada kami, terus ikuti laman blog kami agar terus merasakan pengalaman membaca cerita sesungguhnya. Dilarang untuk meng Copy Paste cerita tanpa seizin admin.
Suara itu semakin mendekat, suara yang begitu mengerikan dan membuat kami bergidik ngeri. Gemuruh petir dan hari yang semakin gelap membuat suasana lebih mencekam. Kami hanya bisa berdoa, memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Duuuaar.........suara petir menyambar menggelegar di telinga kami, bersamaan dengan itu suara yang mengerikan tadi semakin sayup dan kemudian menghilang. Kami merasa agak sedikit lega, mungkin Tuhan telah mendengar dan mengabulkan doa kami. Aku jadi ingat dengan ceramah ustadzku dulu, beliau mengatakan bahwa sesungguhnya syaiton disambar petir ketika akan menggoda manusia.
|
https://pixabay.com/id/photos/villa-rumah- suram-gelap-villa-tua-3237114/ |
Melihat keadaan sudah aman, aku memberanikan diri untuk keluar dan mengawasi keadaan. Aku juga melihat keadaan keluar melalui sebuah jendela. Rupanya hari telah menginjak malam, dan pastinya hujan rintik rintik dengan gemuruh masih saja belum reda. Aku memberi isyarat kepada teman teman bahwa keadaan telah aman. Kali ini terbesit muka lega pada mereka. Ketika kami mulai mengawasi daerah sekitar, tiba tiba perhatian kami tertuju pada sebuah pintu. Pintu itu terus berdecit sehingga mengeluarkan bunyi aneh, Krriiik......Ckkieet.......bunyi pintu itu berbaur dengan bunyi kelelawar yang berterbangan. Ya Alloh.......apakah ini semua belum selesai ?, gumamku dalam hati.Singkat saja, aku menyuruh kepada teman temanku untuk bersedia kalau misalkan ada sesuatu kita harus lari sekencang mungkin. Setelah beberapa waktu, akhirnya pintu itu terbuka. Brraaak......pintu itu terbuka dengan keras disusul dengan suara jeritan Soni. Diriku berniat untuk lari, namun setelah kulihat siapa yang membuka pintu itu, aku mengurungkan niat itu.
"PAK SANTO........." Teriak Soni.
"Eh......jangan keras keras" Kata Surya sambil menutup mulut Soni dengan tangannya.
"Kalian......sudah dibilangi jangan masuk kesini, tetap saja bandel" Kata orang itu geram.
"Maaf pak, kami mengaku salah. Kami semua menyelinap masuk dan akhirnya kami mendapat karma" Jelas Banu.
"Sudah........sekarang keluar kalian, atau kalian akan tersesat di dalam sini untuk selamanya" Kata orang itu mengancam kami.
Akhirnya kami pun menuruti apa yang diinginkan oleh Pak Santo. Mengingat ancamannya yang menakutkan dan pastinya terlalu banyak resiko apabila kegiatan ini kami teruskan. Kami berjalan di depan Pak Santo, menyusuri satu persatu lorong yang gelap nan lembab, sementara Pak Sarto sibuk menyoroti satu persatu sudut lorong menggunakan senter. Aku merasakan kejanggalan, dimana jalan keluar tak kunjung terlihat, padahal kami merasakan bahwa sudah jalan cukup lama. Aku menanyakan hal itu kepada Pak Santo, namun Pak Santo tak menjawab. Dilihat dari raut mukanya, sepertinya beliau juga keheranan akan hal itu.
Untuk menghilangkan kejenuhan, kami juga saling bergurau selama berjalan. Saking asiknya berjalan, kami semua tidak menyadari bahwa Pak Santo sudah tidak berada di belakang kami. Kami semua mencarinya dengan susah payah, memeriksa satu demi satu sudut lorong dan berharap beliau segera ditemukan. Tak lama setelah itu, ada sosok yang terdengar berlari ke arah kami. Aku pun mengisyaratkan teman teman bersiap untuk lari. Tapi ternyata yang berlari ke arah kami adalah Pak Santo, beliau tampak ketakutan dengan keringat yang mengucur deras dari lehernya. Beliau menabrak kami, dan memberitahukan kepada kami untuk lari.
"Cepat......Keluar dari sini" Kata Pak Santo ketakutan.
"Kyyaaaa.......Pocong !!!!!" Teriak Soni.
Ternyata benar, kemungkinan Pak Santo lari ketakutan karena dikejar pocong. Aku pikir hal ini telah selesai, rupanya masih belum selesai. Dengan cepat kami berlari mengikuti arah lari Pak Santo. Sejenak kulihat ke belakang, rupanya pocong tersebut masih saja mengejar kami dengan gerakan yang luar biasa cepat. Pocong itu sangat menakutkan, wajahnya gelap dengan mata merah dan kain kafannya juga berlumuran darah, aku bergidik ngeri dan memalingkan wajahku. Kami pun masuk ke dalam sebuah ruangan dan segera menutup pintu ruangan tersebut, berharap pocong tersebut tidak lagi mengejar kami lagi. Akhirnya kami bernafas lega setelah dirasa cukup lama tidak ada tanda tanda mengenai pocong tersebut. Tapi suasana itu pecah setelah Banu menemukan sesuatu yang tidak kami duga, sesuatu yang membuat kami bergidik ngeri kembali. Tepat di belakang kami, Pak Santo ditemukan dalam kondisi tergantung tali dengan cucuran darah di lehernya, di sampingnya juga ada pocong yang sedari tadi mengejar kami.
|
Sumber gambar : https://pixabay.com/id/vectors/ tali-tergantung-tali-hangman-1295442/ |
Tanpa komando, kami semua langsung lari keluar meninggalkan ruangan tersebut. Tak terasa, kami semua terpencar ke arah yang berbeda. Ketika aku menyadarinya, aku kebingungan dengan keberadaan mereka. Aku tidak bisa berpikir, yang kulihat saat ini hanyalah lorong yang pengap. Kemudian terbesit di benakku untuk mencari mereka, dengan sigap aku menyusuri satu persatu lorong bangunan ini. Dan pastinya memanggil manggil nama mereka, namun aku merasa aneh. Ketika aku memanggil manggil nama mereka, banyak sekali suara yang menyahut. Tidak........aku tidak boleh percaya, mungkin suara itu berasal dari makhluk gaib yang mencoba untuk menjebak diriku. Aku mulai menyusuri lorong demi lorong lagi.
Ibarat menemukan oase di sebuah padang pasir, aku melihat Soni dari kejauhan. Ia tampak lemas dan ketakutan, segera aku berlari untuk menghampiri Soni. Ketika aku hampir berada di dekatnya, alangkah terkejutnya aku melihat Soni yang kemudian berubah menjadi seorang nenek yang sangat tua dengan suara tertawanya yang sangat mengerikan. Aku pun berbalik dan meninggalkan sosok tersebut, kini sudah banyak sekali makhluk gaib yang mengejar diriku. Mulai dari yang dapat kukenali seperti pocong, Kuntilanak, Tuyul, dll. Sampai pada makhluk gaib yang belum pernah kukenali. Aku berusaha lari sekuat tenaga, akan tetapi perlahan tenagaku mulai habis. Aku pun terjatuh dan sudah tidak kuat untuk bangkit lagi, sementara makhluk makhluk gaib itu semakin mendekat ke arahku. Ya Alloh.......lindungilah dan maafkan dosa dosa hamba-Mu ini.
Di tengah kepasrahanku ini, tiba tiba saja ada seseorang yang menggendong diriku. Awalnya aku memberontak, tapi setelah tahu bahwa orang itu membawaku pergi menjauh dari makhluk makhluk gaib itu, aku berkesimpulan bahwa orang ini adalah orang baik. Aku dibawa menuju rumahnya yang berada di tengah kebun tak jauh dari bangunan bergaya victoria itu. Disana, kami berkenalan dan aku diperlakukan dengan ramah. Kami sempat berbincang bincang, kemudian aku kaget dengan salah satu pernyataan orang itu. Pada akhirnya orang itu menceritakan apa yang SEBENARNYA TERJADI terhadap diriku dan teman temanku.
BERSAMBUNG KE PART 4.
0 Comments