Kata Anekdot memang cukuplah asing bagi sebagian orang. Mereka mengira kata anekdot adalah kata kata yang asing dan juga aneh. Tak sedikit juga kata anekdot dianggap sebagai kata yang jorok atau kata yang buruk. Padahal, anekdot sendiri sangat berpengaruh besar terhadap dunia sastra. Selain untuk sekedar bacaan, anekdot juga memilikki fungsi tertentu yang tidak dapat dimilikki oleh jenis tulisan lainnya.
Sumber : Dokumen Pribadi |
PENGERTIAN TEKS ANEKDOT
Teks anekdot adalah cerita pendek yang didalamnya mengandung unsur humor/lucu dan juga bersifat menyindir terhadap suatu fenomena di masyarakat. Jenis cerita ini tentu memilikki banyak penggemar, karena selain lucu, cerita ini juga memilikki pesan yang cukup mendalam. Tahu sendiri kan, masyarakat lebih suka cerita yang lucu dan mengundang kontroversi daripada cerita yang alurnya itu itu aja. Sehingga secara tak langsung pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis sewaktu membaca teks anekdot.
Selain memilikki unsur humor, teks anekdot juga memilikki unsur yang menyindir sekaligus menjadi pesan dalam cerita itu. Biasanya yang disindir dalam teks anekdot adalah fenomena masyarakat seperti contohnya sifat ibu ibu yang suka menang sendiri. Namun, terkadang anekdot juga menyindir soal urusan pemerintah ataupun politik misalnya kinerja pejabat yang kurang profesional. Tentunya hal itu tidak masalah, selama tidak mengandung kata kata yang bersifat mengujarkan kebencian. Lagipula penulis juga pintar dalam mengemas bentuk cerita, biasanya masalah yang bersinggungan dengan politik atau pemerintahan disajikan dalam bentuk perumpamaan. Entah itu diumpamakan ke negara lain atau diumpamakan dengan masalah yang konteksnya bersifat sama. Sehingga masalah itu dapat terlihat secara tersirat.
CIRI CIRI TEKS ANEKDOT
Teks anekdot memilikki ciri ciri yang tidak jauh beda dari cerita pendek biasanya. Namun, teks anekdot juga memilikki ciri khusus yang tidak ada pada cerita pendek jenis lainnya. Berikut ini adalah ciri ciri teks anekdot.
- Memilikki unsur humor, tentunya teks anekdot harus memilikki unsur humor atau jenaka. Meskipun unsur humor dirasa garing, namun sang penulis harus tetap menghadirkan unsur humor ke dalam teks anekdot. Garing atau tidaknya unsur humor yang ada di dalam teks anekdot bergantung pada daya humor setiap orang yang tentunya berbeda beda.
- Memilikki pesan atau maksud yang menyindir. Salah satu hal yang membuat teks anekdot disenangi oleh banyak orang adalah adanya unsur menyindir atau pesan tertentu. Hal yang disindir dalam teks anekdot biasanya adalah pemerintahan atau fenomena yang ada di dalam masyarakat. Kebanyakan pesan atau sindiran disampaikan secara tersirat {Tidak terang terangan}, sehingga dapat meminimalisir pihak yang tersinggung.
- Bentuk cerita yang pendek. Teks anekdot memilikki bentuk cerita yang cukup pendek, biasanya berjumlah 4 - 6 paragraf atau 100 - 500 kata. Tidak seperti cerita pendek pada umumnya, teks anekdot hanya menceritakan sesaat sebelum dan sesudah peristiwa utama terjadi.
- Cerita terjadi pada kehidupan sehari hari. Seluruh jalan cerita teks anekdot sama persis dengan kehidupan sehari hari, tidak ada teks anekdot yang bersifat fantasi atau berada pada setting yang khayal.
- Memilikki variasi bentuk penyampaian. Sebenarnya anekdot bukan hanya dalam bentuk teks saja, melainkan juga ada yang berbentuk cerita bergambar ataupun komik pendek. Biasanya anekdot tersebut disajikan dalam bentuk beberapa gambar karikatur yang lucu serta teks yang singkat. Bentuk anekdot seperti itu dapat dijumpai di dalam surat kabar.
- Terikat pada satu jenis. Hingga saat ini, jenis anekdot masih sebatas menyinggung fenomena masyarakat ataupun kritik kepada pemerintah. Masih belum banyak variasi terhadap jenis teks anekdot. Seperti contoh, teks anekdot yang menyinggung fenomena alam akibat ulah manusia.
Sumber : Pixabay |
STRUKTUR TEKS ANEKDOT
Karena bentuknya yang relatif pendek, maka jumlah struktur dalam teks anekdot juga cukup terbatas. Namun, keterbatasan struktur teks anekdot tidak menjadikan teks tersebut tidak kompleks. Teks Anekdot tetap memilikki awalan, konflik, hingga penyelesaian meskipun strukturnya terbatas. Berikut ini macam macam struktur teks anekdot.
- Abstraksi, merupakan struktur teks anekdot yang menerangkan gambaran awal pada teks anekdot. Biasanya struktur ini hanya digambarkan ke dalam 1 kalimat saja. Seperti contoh; "Di suatu pagi, terdapat sebuah keluarga yang harmonis....."
- Orientasi, merupakan tahapan awal pada teks anekdot. Biasanya disajikan dalam bentuk pengenalan tokoh ataupun pengenalan peristiwa yang akan terjadi. Di tahap ini juga masalah mulai timbul dan akan terus mengembang sampai tahap berikutnya.
- Krisis, krisis adalah tahap berkembangnya masalah sampai pada puncaknya. Di tahap ini tokoh utama akan dihadapi oleh konflik dengan tokoh lain atau kondisi yang sedang berlaku dalam teks anekdot.
- Reaksi, merupakan tahap penyelesaian dari masalah yang timbul di teks anekdot. Pada tahap ini, para tokoh akan perlahan menemukan titik terang dari permasalahan yang melanda. Pesan atau sindiran pada teks anekdot sudah mulai terlihat dan dapat dirasakan.
- Koda, merupakan gambaran akhir dari suatu teks anekdot. Biasanya hanya diisi dengan kesimpulan singkat mengenai penyelesaian masalah atau pesan yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca.
UNSUR UNSUR TEKS ANEKDOT
- Tema, adalah unsur dasar dari sebuah teks anekdot. Tema merupakan cara penulis untuk menyampaikan isi cerita. Kita juga dapat membuat teks anekdot dengan cara mengembangkan tema sesuai keinginan kita.
- Alur atau plot, merupakan urutan jalannya peristiwa yang ada di dalam teks anekdot. Alur terbagi menjadi 3, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
- Setting atau latar, adalah keterangan mengenai peristiwa yang terjadi di dalam teks anekdot. Umumnya latar terbagi menjadi 3, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
- Tokoh, merupakan pemain atau peraga yang terlibat di dalam teks anekdot. Tokoh terdiri dari pemeran utama dan pemeran pendukung/figuran.
- Watak, yaitu sifat tokoh yang ada di dalam teks anekdot. Watak dibagi menjadi 2, yaitu protagonis {tokoh baik}, dan antagonis {tokoh jahat}.
- Sudut pandang, adalah cara penulis menyampaikan isi cerita. Sudut pandang terbagi menjadi 4, yaitu orang pertama sebagai pelaku utama {Aku melakukan sesuatu}, orang pertama sebagai pelaku sampingan {Aku menceritakan kisah hidup orang lain}, orang ketiga serba tahu {Dia melakukan sesuatu}, dan orang ketiga sebagai pengamat {Dia menceritakan kisah hidup orang lain}.
- Amanat, adalah pesan moral yang dapat kita petik dari teks anekdot tersebut. Seperti contoh jangan boros ketika menggunakan uang, selalu berhati hati di jalan raya, dan sebagainya.
- Latar belakang masyarakat, tentunya pengarang menulis cerita tersebut bukan tanpa sebab. Kemungkinan besar mereka semua terinspirasi dengan peristiwa yang saat ini terjadi di tengah tengah masyarakat. Entah itu persoalan agama, negara, ataupun ekonomi yang ada di dalam masyarakat.
- Latar belakang pengarang. Unsur ini lahir dari dalam diri pengarang, dan pastinya setiap orang punya pandangan yang berbeda beda. Tentunya unsur ini melibatkan emosi pengarang saat menulis teks anekdot tersebut. Bisa saja teks anekdot diciptakan ketika hati sang pengarang merasa hampa dan sunyi.
- Nilai nilai yang terkandung dalam teks anekdot. Nilai nilai ini bisa berupa Nilai moral, Nilai sosial, Nilai budaya, Nilai agama, dan lain sebagainya.
0 Comments