Ad Code

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Cerita Fantasi : Aku Sudah Tahu Part 2

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

 Disclaimer : Cerita ini hanyalah karangan fiksi, apabila ada kesamaan nama, tempat, atau yang lain merupakan bentuk ketidaksengajaan. Dilarang menyalin sebagian atau keseluruhan dari cerita ini tanpa seizin admin. Terima kasih telah memercayai kami, dan jangan lupa untuk klik iklan pada halaman ini agar kami dapat terus berkarya.


Hari demi hari silih berganti, minggu demi minggu terus berlalu. Samba terus melanjutkan perjalanannya, melewati hutan belantara yang menakutkan, sungai yang deras, serta bukit yang terjal. Selama melewati berbagai rintangan tersebut, Samba tetap melakukan janji ayahnya yaitu terus mengucapkan "Aku sudah tahu". Samba akhirnya tiba di sebuah desa, disana dia beristirahat di teras rumah warga. Ketika Samba sedang minum, tiba tiba saja ada salah satu warga yang menghampiri dirinya.

"Hai kisanak..... siapakah diri engkau? Dan mengapa engkau duduk disini?" Tanya warga itu.

"Oh.... Mohon maaf pak, perkenalkan nama saya Samba. Saya sedang ada perjalanan untuk menuntaskan sebuah janji."  Samba memperkenalkan diri

"Kalau boleh tahu, janji apa nak yang sedang kamu tuntaskan?" Tanya warga kembali

"Saya diperintah oleh mendiang ayah saya supaya pergi ke kota sambil mengucapkan kata aku sudah tahu." Ucap Samba.

Warga itu mempersilahkan samba untuk istirahat. Setelah dirasa tenaganya sudah pulih, samba berpamitan kepada warga itu untuk melanjutkan perjalanan. Karena merasa kasihan, warga itu memberikannya perbekalan berupa tambahan air serta buah-buahan. Tentunya Samba berterima kasih atas hal itu. Samba kemudian melanjutkan perjalanan, kembali dia melewati hutan belantara, sungai yang deras, bukit yang terjal, serta memasuki beberapa desa yang tidak menentu kondisi masyarakatnya. Ada yang menyambutnya dengan baik, namun tak sedikit pula masyarakat yang memperlakukan dia secara tidak manusiawi. Diusir, dihina, dan dikucilkan. Bahkan dia pernah diamankan oleh tetua desa karena dianggap gila dn mengganggu kenyamanan penduduk desa. Namun itu semua Samba hadapi dengan tabah dan sabar. 

Sumber : Pixabay

Ada sebuah kerajaan yang bernama wangsa jaya, kerajaan itu makmur karena rakyatnya tercukupi. Hasil panen yang melimpah ditambah pemerintahnya tidak sewenang wenang dalam memungut pajak. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana yang bernama Raja Hara. Raja hara sangat dicintai oleh rakyatnya karena dia bijak dalam memutuskan suatu perkara hukum serta selalu memberikan bantuan kepada rakyatnya yang kesusahan. Raja Hara mempunyai adik yang bernama adipati sura. Berbanding terbalik dengan kakaknya, sang adik ini justru mempunyai perangai yang buruk seperti suka memungut pajak dengan harga tinggi, suka mengeksekusi mati orang orang yang berlaku salah sedikit saja, bahkan suka membakar lumbung lumbung warga apabila mereka tidak mau menurut pada dia.

Kerajaan wangsa jaya berjalan makmur dan damai, namun tanpa disadari kerajaan ini akan segera menemukan masalah. Ya, Raja Hara sendiri telah berumur  sangat tua sementara beliau tidak memiliki putra untuk dijadikan penerus. Raja Hara sempat terpikirkan untuk menunjuk adiknya sebagai penerus takhta, namun beliau sendiri juga paham akan perangai adiknya yang suka menindas rakyat. Dia khawatir rakyatnya menjadi sengsara apabila nanti  adiknya melanjutkan pemerintahannya. Atas kebimbangan ini, Raja Hara memanggil penasehat dan juga peramalnya untuk memutuskan perkara ini.

"Tuanku, apa yang dapat hamba bantu" Ucap Penasehat

"Begini, saat ini aku sedang bimbang. Umurku sudah tua dan hidupku pasti tidak lama lagi, aku ingin menyaksikan kerajaan ini makmur hingga akhir hayatku. Masalahnya, tidak ada yang bisa menggantikan posisiku sebagai raja. Sementara adikku sendiri, aku tidak dapat menunjuk dia sebagai raja karena dia suka menindas rakyat." Ucap Raja Hara

"Mohon ampun tuanku, bagaimana kalau kita memanggil peramal untuk melihat masa depan kerajaan kita. Kalau misalnya kita tahu masa depan kerajaan ini, kita dapat mengantisipasinya hingga sekarang." Kata Penasehat.

"Ide bagus, panggil peramal kemari."

Penasehat itupun memanggil peramal kerajaan untuk masuk ke singgasana raja. Tanpa basa basi lagi, peramal itu  segera duduk bersimpuh di depan raja. Matanya dipejamkan sembari mulutnya komat kamit membaca mantra. Terkadang ia juga sesekali melempar sejumput garam ke arah raja yang mana itu merupakan bagian dari ritualnya. Raja Hara yang melihat itu hanya bisa tertegun pasrah akan hasil yang dilihat oleh peramal itu nanti. Waktu yang dinanti-nanti akhirnya tiba, setelah melakukan ritual tersebut sang peramal membuka kembali kedua matanya. Dengan muka lega, peramal itu menerangkan hasil terawangannya kepada Raja Hara.

"Mohon ampun tuanku, hamba telah meramal masa depan kerajaan ini.Raja yang akan menggantikan tuanku setelah ini merupakan raja yang baik hati, berjiwa ksatria, dan selalu mengentaskan angkara murka." Ucap Peramal

"Syukurlah kalau begitu, kerajaanku akan tetap utuh sampai nanti.... Kira kira siapa yang akan menjadi penerusku?" Raja Hara bertanya kembali.

"Yang akan menggantikan tuanku untuk menjadi raja adalah bocah ajaib yang datang dari dalam hutan, dia selalu mengatakan "Aku Sudah Tahu". Hamba tidak tahu secara persis siapakah bocah itu, namun yang jelas ada hati yang murni dalam dirinya." Jawab Peramal itu.

Setelah mendengar pernyataan peramal kerajaan, Raja Hara segera memerintahkan penasihat dan bala tentaranya untuk mencari bocah ajaib itu. Raja memerintahkan setiap tentaranya untuk menyisir segala penjuru kota, sungai, danau, bahkan dalam hutan sekalipun. Sementara di lain sisi, adik Raja Hara yakni Sura sedang berbincang bincang dengan pengikutnya di sebuah tempat cukur rambut. Sepertinya mereka tahu kabar bahwa kepemimpinan Raja Hara telah di ujung tanduk. Pengikut pengikutnya berencana mengelu-elukan Sura sebagai raja baru.

"Hey para pengikutku, apakah kalian sudah tahu bahwasannya paduka akan turun takhta?"Kata Sura sambil helai demi helai rambutnya terpotong.

"Sudah tuan, kami akan tetap membantu tuan sampai tuan menjadi raja." Ucap salah satu pengikut Sura di sebelahnya.

"Mohon izin tuan, namun saya mendengar berita dari masyarakat bahwasannya paduka masih belum mau menyerahkan takhtanya kepada tuan. Sebab ada beberapa pertimbangan yang membuat paduka tidak segera menyerahkan kekuasaannya." Ujar tukang cukur rambut yang tak lain juga pengikut Sura.

"Kurang ajar dia, bisa bisanya dia tidak percaya sama adiknya sendiri." Sura menggertakan gigi.

"Tuanku, bagaimana kalau kita sabotase saja pemerintahan paduka?" Ujar pengikut Sura.

"Betul juga, dengan itu mau tak mau paduka akan menyerahkan pemerintahannya kepada diriku. Bagaimana kalau kita bunuh saja raja yang tidak bijaksana itu." Sura kesetanan

"Setuju Tuan......." Teriak semua pengikut Sura yang ada di warung pangkas rambut itu.

Entah darimana, tiba tiba saja Samba melewati depan warung pangkas rambut tempat Sura dan pengikutnya berkumpul. Seperti biasanya, dia berjalan sambil berkata "Aku sudah tahu". Awalnya tidak ada yang aneh, namun lama kelamaan Sura dan pengikutnya curiga atas perangai Samba. Sura berusaha memastikan siapa dia sebenarnya dan mengapa dia selalu mengatakan "Aku sudah tahu."

"Hei Kisanak, kau datang darimana? Mengapa kau terus mengucapkan kalimat aku sudah tahu." Sura berteriak ke arah Samba

"Hei, apakah kau mata mata paduka mulia? Jangan jangan kau mendengar semua rencana kami." Samba hanya bergeming dan melanjutkan perjalanannya seraya mengucapkan aku sudah tahu.

Karena merasa tidak dihargai, Sura dan pengikutnya pun naik pitam dan berusaha mengejar Samba. Mereka yakin bahwasannya Samba merupakan seseorang yang diutus oleh Raja Hara untuk memata-matai dirinya dan pengikutnya. Sadar akan dirinya terancam, Samba juga mempercepat langkahnya. Semakin cepat langkahnya, semakin keras pula teriakan "Aku sudah tahu". Hiruk pikuk pengejaran Samba oleh Sura dan pengikutnya membuat perhatian bagi sebagian orang. Banyak yang mengira Samba telah melakukan pencurian sehingga warga berbondong bondong ikut mengejar dirinya.

Samba tiba di sebuah gang buntu. Samba bingung, kali ini dia benar benar terpojok. Di depannya kini berdiri sekelompok manusia yang siap untuk membunuhnya. Namun mulutnya tak henti untuk mengatakan "Aku sudah tahu". Ketika sudah tidak ada harapan lagi, sebuah keajaiban muncul. Tiba tiba saja terdengar suara bisikan dari angin sepoi sepoi. Bisikan tersebut memerintahkan Samba untuk membuka kembali peti peninggalan mendiang ayahnya. Tanpa basa basi lagi, Samba membuka peti itu dan alangkah terkejutnya dia melihat sebuah keris yang bersinar. Samba segera memegang keris itu untuk bersiap siap.

Melihat Samba yang telah menggunakan senjata, para pengikut Sura segera menyerang dirinya. Namun ternyata yang dipegang oleh Samba merupakan keris ajaib. Dalam sekejap, dia mampu menumpas semua pengikut Sura. Kini tibalah giliran Sura, dia sedikit ketar ketir melihat semua anak buahnya terkapar. Namun dia tetap bersikeras untuk membunuh Samba, dia melepas pedang dari sarungnya dan berlari ke arah Samba. Melihat hal itu, Samba berusaha tenang. Samba memejamkan matanya, diangkatlah keris itu ke atas kepala. Dalam sekejap keris itu menyala, semua energi terkumpul pada keris itu. Ketika Sura hampir mendekat, Samba pun berkata, Aku sudah tahu.........

WUUUUUSSSSS.........

Deruan angin yang hebat menerjang Sura. Pada akhirnya Sura tewas dengan keris sakti itu yang tertancap pada perutnya. Anak buahnya yang masih tersisa lari kocar kacir mendapati pemimpin mereka tewas di tangan anak kecil ingusan. Sementara mulut Samba tak berhenti mengucapkan "Aku sudah tahu." Tak lama setelah itu, Raja Hara menghampiri lokasi itu karena mendapat laporan dari warga tentang kerusuhan. Melihat samba yang tak hentinya mengucapkan kalimat aku sudah tahu, Raja Samba tersenyum.

"Ramalan itu benar, ternyata ada anak yang tidak hentinya mengucapkan kalimat aku sudah tahu. Orang yang kucari akhirnya ditemukan." Ucap Raja Hara.

Singkat cerita, Samba diboyong Raja Hara menuju istana. Pada akhirnya, Samba diminta untuk menggantikan Raja Hara sebagai Raja. Tentunya Samba merasakan senang yang luar biasa, karena wasiat mendiang ayahnya dapat memberikan kesejahteraan pada hidupnya di hari esok. Samba akhirnya menjadi Raja yang bijaksana. Kalau ditanya, mengapa Samba bisa menjadi raja? Karena sejatinya ayah Samba merupakan mantan panglima Raja Hara yang paling setia. Suatu hari dia jatuh cinta dengan peri hutan dan memutuskan untuk meninggalkan istana dan mengembara masuk ke dalam hutan. Dari perkawinannya dengan peri hutan, lahirlah Samba. Samba merupakan simbol kemurnian hati yang senantiasa menghancurkan segala sesuatu yang bathil.



SELESAI.

 


Post a Comment

0 Comments

close
Banner iklan disini